Ada pelajaran menarik dari drama korea Doctor Slump. Drakor ini menceritakan dua orang dokter sukses dan jenius sejak muda yang kemudian terpuruk dan mengalami gangguan kesehatan jiwa. Mereka yang semula saling bersaing semasa SMA, saling hadir menguatkan untuk berjuang sembuh dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Apa saja transformasi lebih baik yang diajarkan di Doctor Slump?
Work Life Balance
Sejak muda, dr. Nam menghabiskan waktunya selama 17 jam sehari untuk belajar. Sambil makan, berlari, bahkan dalam kondisi sakit pun dia tetap belajar sampai-sampai dia memakai timer untuk benar-benar mencapai target waktunya itu.
Ketika akhirnya dia menyadari dirinya sakit lalu kembali mendapatkan posisinya semula, dia bertekad tak akan terlalu keras bekerja. Begitu juga dr. Yeo yang di akhir cerita kembali membuka kliniknya. Alih-alih kembali mengejar popularitas, dia memilih mengambil sedikit pasien dan akrab dengan mereka. Lalu sisa waktunya akan dia pakai untuk keseimbangan hidupnya.
Ambil Jeda
Tak ada yang salah jika suatu saat kita merasa lelah. Tak apa-apa jika suatu ketika kita butuh mengambil jeda. Akui, bahwa diri ini memang sedang tidak baik-baik saja kadang kala butuh menepi.
Lalu tak perlu terburu-buru untuk kembali. Memang lebih cepat itu lebih baik, tetapi perlahan saja ikuti prosesnya. Nikmati. Akan ada masa yang tepat di mana timing itulah saatnya kita kembali.
Katakan, Jangan Dipendam
Sifat yang membuat dr. Nam jatuh pada kondisi depresi adalah karena dia hanya bisa diam ketika mendapat perlakuan yang tidak diinginkan. Segala rasa itu dia pendam sebagai bentuk pemakluman. Dia terlalu menoleransi banyak hal hingga mengabaikan kondisi psikisnya.
Namun di akhir ketika akhirnya dia sembuh dan merasa kecewa karena tidak jadi diberangkatkan ke Amerika, dia tidak tinggal diam. Dia berani angkat bicara untuk kekecewaannya. Tidak ada salahnya manusia merasa kecewa sejenak. Pada akhirnya dia akan melupakannya. Namun berani menyampaikan kekecewaannya adalah bentuk kemerdekaan atas apa yang kita rasakan.
Tak Perlu Selalu Menyenangkan Orang Lain
Sikap ambisius dr. Nam bermula ketika ayahnya selalu tersenyum ketika dia mendapat nilai sempurna. Saat ayahnya sakit, dr. Nam berpikir bahwa salah satu cara adalah dengan selalu mempersembakan nilai terbaik. Begitu juga dengan sikap sang ibu yang selalu membanggakan dirinya yang cerdas.
Hal serupa juga terjadi pada dr. Yeo dimana kedua orang tuanya yang dokter jantung tidak menoleransi kesalahan akademis anaknya. Mereka berdua tumbuh menjadi sosok yang hila belajar hanya demi memuaskan ekspektasi orang tua. Namun ketika dewasa mereka kembali ke sekolahnya, dr. Yeo dewasa berkata andai bisa kembali ke masa muda, dia ingin memeluk dr. Nam karena merasa kasihan padanya. Bahkan dr. Nam muda tidak tahu bagaimana rasanya main game, jajan, dan karaoke. Ya, tak perlu terlalu keras pada diri sendiri, terlebih jika itu hanya untuk memenuhi ekspektasi.
Satu Support System Saja Cukup
Ketika dr. Yeo mengalami kasus, semua orang meninggalkannya. Di tengah keputusasaanya, muncullah Nam Hae Nul secara tak terduga. Di malam itu mereka minum dan menumpahkan semua keterpurukannya dan berlanjut di hari berikutnya.
Ya, hanya butuh satu orang saja yang bisa kita percaya sebagai tempat bersandar. Satu orang itu saja sudah cukup untuk menguatkan kita dan memberi warna kehidupan yang berbeda dari masalah yang kita jumpa. Temukan orang itu, meskipun hanya ada satu di hidupmu.
Ikuti Kata Hatimu
Dalam hidup, ada isi hati yang akan selalu menuntunmu. Seperti halnya dr. Nam yang ragu ketika akan berangkat ke Amerika, dr. Yeo meyakinkannya untuk mengikuti kata hatinya.
Segala impian layak untuk diperjuangkan. Terlebih jika itu hadir dalam wujud kesempatan yang mungkin tak akan hadir untuk kedua kalinya. Sama halnya dengan perawat dr. Bin yang memutiskan resign untuk mengejar mimpinya jalan-jalan keliling dunia. Tak ada yang salah dengan itu. Kabulkan keinginanmu.
Meski Bukan Bahagia, Tapi Lebih Baik
Ketika akhirnya dr. Nam dinyatakan sembuh dari depresi, dia melihat bahwa ada banyak pasien di klinik psikiatri. Mereka datang bukan karena ingin bahagia, tetapi mereka ingin hidup lebih baik.
Ya, hidup tidak selamanya bahagia. Tapi mereka tahu bahwa mereka memiliki kekuatan. Hingga nantinya ketika kemalangan atau kekecewaan itu datang, mereka siap untuk menanggungnya. Di sinilah definisi hidup baik yang sesungguhnya.
Penutup
Tidak ada manusia yang selalu sempurna. Ada sisi tak terduga yang mungkin tidak diketahui manusia lainnya. Layaknya roda yang terus berputar, hidup yang awalnya di atas boleh jadi mendadak turun ke bawah. Namun selama pribadi kita menjadi lebih baik, apapun itu kita akan siap menghadapinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar