Apa saja lumbung pahala wanita di bulan Ramadhan?
1. Prioritaskan amalan hati dan iman
Semua keluhan yang dikatakan para wanita kaitannya dengan fisik. Haid, nifas, hamil, beberes rumah, menyiapkan makanan, mengurus anak, semua tentang fisik. Hukum bagi laki-laki sama dengan hukum bagi wanita dalam kaitannya dengan seluruh amalan hati, baik dalam urusan aqidah maupun bukan aqidah. Maka andalkan iman dan amalan hati kita. Kita mungkin kalah siklus suci dibandingkan pria karena pria tak ada haid, tapi kita setara dalam amalan hati.
Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena imanan dan ihtisaban (mengharapkan pahala, dengan gembira, optimis) maka dosa-dosanya akan diampuni. Di sini jelas bahwa bukan semata-mata orang yang puasa saja yang diampuni dosanya, melainkan ada iman dan amalan hati yang justru menjadi primadonanya Ramadhan.
Mau seribet apapun rutinitas para wanita di Ramadhan, jika hati senang menjalaninya, sadar bahwa ini Ramadhan bulan mulia, optimis akan ada banyak pahala, insyaAllah kita termasuk dalam ihtisaban. Dan boleh jadi dengan iman dan ihtisab para wanita ini akan menjadi sumber pahala besar dibandingkan lelaki.
2. Kerjakan amalan-amalan wajib
Jangan lewatkan amalan wajib di Ramadhan karena malas. Kalau wanita merasa kurang maksimal secara fisik untuk sholat tarawih, maka maksimalkan sholat magrib dan sholat Isya. Maksimalkan juga sholat subuh. Barangsiapa sholat isya berjamaah dan sholat subuh berjamaah maka akan mendapat bonus pahala semalam suntuk. Bagi ibu-ibu yang sholat sendiri di rumah karena mengikuti anjuran untuk sholat di rumah, maka termasuk mendapat pahala jamaah. Maka jaga amalan wajib.
Termasuk amalan wajib adalah taat pada suami. Jangan hanya karena ingin mengejar yang sunnah, lalu mengabaikan yang wajib. Ingin ngejar itikaf, tapi jadi ribut dengan suami. Kunci pahala bagi wanita hanya mencari ridho Allah dan ridho suami. Maka kejar saja keridhaan suami, bagaimana caranya agar suami senang. Apalagi di Ramadhan, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.
3. Jaga lisan, jaga telinga, dan jaga diri dari hal-hal yang haram
Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan adzzur (yang bohong dan batil termasuk ghibah, fitnah, namimah, termasuk ucapan kotor dan kasar) maka Allah tidak butuh saat dia meninggalkan makan dan minumnya (Allah tidak butuh puasanya). Sekalipun puasanya sah, tapi tidak diterima oleh Allah SWT.
Ini PR besar wanita, karena di hadits Ibnu Majah penyebab mayoritas penghuni neraka adalah wanita selain karena kufur kepada suami, yaitu karena wanita tidak menjaga lisannya.
Maka ketika puasa, pendengaran harus ikut puasa, mata harus ikut puasa, lisan juga ikut puasa. Kata Ibnu Jauzi, orang yang berpuasa itu harus sering diam, dari ucapan yang keji dan dari ghibah. Karena tidak bisa dikatakan puasa bagi orang yang makan daging manusia (berghibah), meski sebagian besar ulama mengatakan puasa tetap sah. Kalau bisa menolak 'makan' makanan saat puasa, tetapi kenapa tidak bisa tegas untuk tidak 'memakan' kejelekan orang lain, entah lewat media sosial, entah lewat televesi, dll.
4. Sedekah, sedekah, sedekah
Secara khusus Rosul sudah memerintah, wahai para wanita bersedekahlah dan perbanyaklah istigfar karena aku melihat kalian adalah penghuni neraka terbanyak (H.R. Ibnu Majah). Ada banyak kesempatan sedekah di bulan Ramadhan, ambil! Karena sedekah tidak akan pernah mengurangi harta.
5. Perbanyak baca qur'an, dzikir, dan istigfar
Bulan Ramadhan bulannya alquran, maka buatlah target semaksimal mungkin. Ada waktu, perbanyak interaksi dengan alquran, baik membaca, mentadaburi, mendakwahkan. Pasang target lalu minta pertolongan pada Allah. Lalu atur waktunya.
Mana yang lebih baik, baca sebanyak-banyaknya atau baca sambil mentadaburi? Jawabnya, buat dua sesi. Satu sesi untuk baca sebanyak-banyaknya. Satu sesi untuk mentadaburi bahkan sekedar satu ayat saja, simak artinya, renungkan maknanya, kita amalkan itu sudah luar biasa.
Perbanyak dzikir juga. Daripada beres-beres rumah yang tak kunjung selesai sambil mengomel, lebih baik menyapu sambil dzikir, istigfar, dll. Sambil masak menyiapkan sahur, istigfar. Karena orang-orang beriman mengisi sahurnya dengan istigfar.
6. Jaga sholat sunnah
Sholat rawatib, sholat dhuha, sholat sunnah wudhu, dan usahakan tarawih, sekalipun tidak maksimal. Lagi-lagi balik ke poin pertama, kedepankan lagi iman dan ihtisab.
7. Mengurus, mendidik anak, menjaga rumah
Ini bisa dimasukkan di kewajiban seorang wanita. Rosul mengatakan istri itu pemimpin/penanggung jawab dalam dua hal yaitu rumah dan anak-anak. Dan ini pahala besar. Tanamkan niat ketika membereskan rumah. Ingat bahwa Allah akan menanyakan nanti. Jangan mengejar khataman, tapi anak-anak terbengkalai. Tapi, urusan rumah dan mendidik anak juga jangan berlebihan hingga waktu habis.
Untuk wanita haid dan nifas
Ada amalan tambahan nih untuk wanita yang sedang haid dan nifas. Kondisi darah yang keluar InsyaAllah tidak menghalangi kita untuk mendulang pahala di bulan Ramadhan.
1. Kedepankan iman
Iman, jangan sedih dan kesal karena haid. Boleh sedih yang natural karena semangat untuk beribadah full, ini dihitung pahala. Karena udzur ini syari, jangan sampai menyalahkan takdir Allah.
2. Ingat apa arti ibadah
Ibadah artinya menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Jadi ibadah bukan hanya menjalankan amalan saja. Ketika haid, wanita tidak sholat karena mematuhi Allah untuk menjauhi larangan sholat. Maka sejatinya dia juga sedang beribadah, jika dia niat karena Allah, niat taat karena Allah. Artinya jika wanita suci dia beribadah dari sisi menjalankan perintah, maka saat dia haid dan tidak sholat dan tidak puasa Ramadhan karena taat kepada Allah, dia juga berbadah dari sisi meninggalkan larangan Allah. Maka ingat dan resapi bahwa kita sebenarnya juga sedang beribadah, meski sedang haid atau nifas.
3. Kerjakan amalan-amalan yang diperbolehkan
Dzikir, istigfar, baca quran. Meski ada khilafiyah pada ulama tentang baca quran, misal dengan pakai gadget, atau dengan pakai sarung tanganagar aman keluar dari khilafiyah. Kasih makan orang yang berbuka karena dengan memberi makan orang berbuka sama dengan mendapat pahala orang yang berpuasa tersebut.
Ketika hamil dan menyusui di Ramadhan
Masih ada satu catatan lagi nih untuk ibu hamil dan menyusui. Bagaimana hukumnya?
Wajib berpuasa
Hukum asalnya wajib berpuasa. Namun jika 'khawatir' akan kondisi dia baik secara real (bukan sekedar sugesti) dan karena direkomendasikan dokter, maka boleh ambil ruhsoh.
Apa yang harus dilakukan? Ada khilafiyah di sini, ada yang bayar fidyah saja, ada yang qada saja. Maksimalkan amalan yang bisa dilakukan.
Demikian tadi sumber-sumber pahala yang bisa kita raih selama bulan puasa. Tetap semangat ya.
Disarikan dari kajian Ustadz Nuzul Dzikri: Lumbung Pahala Wanita di Bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar