medis, parenting, bisnis, religi

Pelajaran Finansial dari Drakor A Business Proposal




Awal tahun 2022 ini pecinta drama korea disuguhi dengan berbagai serial yang sangat menarik. Salah satu drama yang cukup membekas di hati dan mencapai rating tinggi yaitu A Business Proposal. Drama ini menceritakan tentang Shin Ha Ri yang diminta oleh sahabatnya yaitu Jin Young Seo untuk mendatangi kencan buta. Ternyata sosok yang dia temui saat kencan adalah Kang Tae Mu, CEO perusahaan tempat Shin Ha Ri bekerja. Kisah pun berlanjut dari kencan settingan menjadi kencan betulan. Jin Young Seo sendiri justru tertarik dengan sekretaris Kang Tae Mu yang bernama Cha Sung Hoon.


Drakor yang memiliki genre romance comedy ini tidak hanya memberikan hiburan yang kocak penuh cinta. Jika dicermati lebih dalam, drama ini juga memberikan pelajaran tentang finansial untuk para penontonnya. 


Apa saja pesan keuangan yang bisa kita ambil dari drama A Business Proposal?


  1. Memaksimalkan potensi untuk mendapat kemudahan

Pelajaran pertama yang didapat dari Shin Ha Ri adalah ketika dia lulus sekolah dan ingin melanjutkan kuliah, dia dibenturkan pada kondisi keluarganya yang tidak mampu untuk membiayai. Ya, kondisi finansial keluarganya memang tidak melimpah. Meski begitu, tidak menyurutkan tekad Ha Ri untuk kuliah. Dia memaksimalkan potensinya sehingga bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya.


Di sini kita belajar bahwa di mana ada tekad, di situ ada jalan. Hidup tidak melulu tentang uang. Ketika uang tidak ada, bukan berarti semua langkah sudah terhenti. Kita punya sesuatu yang berharga yaitu berupa potensi kita. Maka boleh jadi potensi itulah yang akan memudahkan jalan kita sehingga membuka kembali jalan yang semula seolah tertutup hanya karena uang.  

  1. Tetap membantu orang tua meski tidak diminta

Begitu selesai kuliah, jalan Shin Ha Ri tidak serta merta langsung berubah menjadi mulus. Orang tuanya ‘menyambut’ kelulusannya dengan memberi tahu bahwa mereka memiliki hutang segudang. Ha Ri lantas sadar diri. Bukan saatnya baginya untuk bersenang-senang. Dengan penuh kesadaran, Ha Ri memutuskan untuk membantu orang tuanya melunasi hutang-hutang dengan bekerja keras. Dia tidak meratapi nasib dirinya yang harus menjadi sandwich generation. Dia justru makin mengasah potensinya dan menunjukkan rasa tanggung jawab pada keluarga. 


Dari sini kita belajar bahwa menunjukkan bakti kepada orang tua bisa jadi dilakukan dengan membantu mereka. Sekalipun kesuksesan kita saat ini mungkin karena kerja keras kita sendiri, namun tetap saja ada andil orang tua sekecil apapun itu. Maka, jangan jadi kacang lupa kulitnya. Tetap bantu orang tua, meskipun mereka tidak meminta.

  1. Kreatif mencari pemasukan tambahan

Meski sudah bekerja, tetap saja pemasukan Ha Ri kadang waktu tidak mencukupi. Contohnya ketika terjadi insiden memecahkan barang milik tetangga, otomatis ada biaya ganti rugi yang menjadi pengeluaran tak terduga untuk dipenuhi. Maka, alih-alih berhutang atau lari dari tanggung jawab, Ha Ri memutar otak untuk mencari pemasukan tambahan. Salah satu cara yang dia pilih adalah menerima tawaran dari Young Seo untuk menggantikan menghadiri kencang buta. Begitu pun ketika penyamarannya ketahuan, karena faktor kebutuhan dana lagi-lagi dia menerima kontrak dari Kang Tae Mu untuk menjadi kekasih bohongan.


Shin Ha Ri menunjukkan bahwa ada banyak jalan untuk mencari penghasilan. Ini sesuai dengan pepatah untuk tidak bergantung dari satu pintu pemasukan. Membuka banyak kran pemasukan akan memberikan peluang pendapatan yang lebih besar. Pun ketika satu pintu tertutup, masih ada alternatif pintu lain yang tetap bisa berjalan. Pilihan pemasukannya pun tidak melulu harus mencari side job di luar pekerjaan utama di perusahaan. Boleh jadi side hustle sederhana dan kreatif begini bisa menjadi sumber pemasukan yang tidak terduga. So, berusahalah untuk kreatif mencari sumber pemasukan. Ada banyak peluang di depan sana.

  1. Tidak gengsi meski punya banyak harta

Memiliki harta melimpah bukan berarti langsung tergila-gila dengan hal yang serba mewah. Contohnya adalah Presdir Kang Da Goo. Meski menjadi CEO perusahaan besar, dia tak sungkan mengajak Shin Ha Ri yang waktu itu menjadi Shin Geum Bi jajan di warung kecil. Alih-alih gengsi atau menjaga image dengan sang calon cucu menantu, dia justru tak segan menunjukkan makanan enak meski di pedagang kaki lima.


Di sini kita tahu bahwa kualitas tak melulu harus dinilai dengan harga. Ketika ada barang yang lebih murah namun kualitasnya lebih baik maka tak menjadi masalah. Artinya, tak perlu tergila-gila dengan merk atau barang yang mentereng. Selama fungsinya sama dan kualitasnya tetap terbaik, maka tak ada salahnya membeli atau memakai sesuatu yang lebih sederhana.




  1. Mengalokasikan dana untuk beramal dan sedekah cuma-cuma

Kaya raya tak selalu berarti foya-foya. Kaya raya justru bisa menjadi pintu utama untuk bisa meluaskan makna, salah satunya dengan banyak beramal dan membantu orang lain dengan harta. Poin ini beberapa kali muncul di serial ini. Misalnya ketika Kakek Kang Tae Mu mengadopsi Sekretaris Cha dari panti asuhan. Ini menjadi bentuk kedermawanan beliau. Tidak berhenti sampai di situ. Ternyata aksi sosial ini pun berlanjut hingga Tae Mu dewasa. Dia seringkali mengunjungi panti asuhan itu secara rutin. 


Bukan hanya itu, sikap suka menolong pun ditunjukkan Tae Mu ketika ayah dan ibu Shin Ha Ri sakit, tanpa pikir panjang Tae Mu merogoh koceknya untuk membiayai fasilitas terbaik di rumah sakit. Di adegan lain, Tae Mu juga dengan senang hati mentraktir semua pengunjung warung karena sangat bahagia diperkenalkan Ha Ri sebagai kekasihnya. Dari beberapa scene tersebut, terbukti bahwa harta bukan hanya disimpan demi menambah kekayaan, tetapi sekali waktu juga harus dibagikan agar menebar kebahagiaan.

  1. Hati-hati dengan kartu kredit

Meski punya banyak uang dan bebas melakukan segala hal, ada satu poin finansial yang perlu dijadikan perhatian dari sikap Kang Tae Mu. Untuk menunjukkan rasa cintanya, Tae Mu menunjukkan kartu kreditnya kepada Ha Ri di depan kawan-kawannya sambil bertanya, “Apa persamaan kartu kredit ini dengan cintaku padamu?” Dan jawabnya adalah sama-sama tak terbatas.


Oke, Tae Mu mungkin saja tidak memiliki masalah dengan limit kartu kredit. Mungkin kartu kredit bisa menjadi hutang positif baginya, atau sekedar memudahkan transaksi jual beli daripada dia menggembol uang cash ke mana-mana. Namun, untuk kalangan menengah ke atas yang uang masih menjadi satu pertimbangan ketika mengambil keputusan, sedikit-sedikit memakai kartu kredit bisa menjadi boomerang. So, jangan dibiasakan. Usahakan untuk membeli sesuatu karena memang benar-benar mampu.

  1. Tahu fungsi uang

Orang yang tahu fungsi uang akan bijak dalam menggunakannya. Dari sikap Tae Mu di atas kita tahu bahwa dia sadar betul dengan kekuatan uang yang dimilikinya. Karena dia paham itulah, dia tak ambil pusing ketika harus menggunakan kartu kredit atau ketika harus bersedekah jor-joran. Salah satu bukti bahwa dia paham dengan kekuatan hartanya adalah ketika dia mengundang Shin Ha Ri untuk datang ke taman bermain. Ha Ri paham dia harus membayar hutang pada Tae Mu. Tapi, Tae Mu justru berkata bahwa dia yang membeli waktu Ha Ri saat itu.


Wow, kalau bukan orang yang paham akan fungsi uang, dia tak akan terpikirkan untuk membeli waktu seseorang. Dia seolah menunjukkan bahwa semua bisa dibeli dengan uang. Namun, bukan dalam arti semena-mena, melainkan karena paham di mana fungsinya dan bagaimana memanfaatkan uang itu dengan maksimal.




  1. Berani lepas dari ketergantungan finansial

Sebagai seorang anak konglomerat, Young Seo terbiasa selalu terfasilitasi segala kebutuhannya. Kartu kredit selalu tersedia. Mau beli ini itu seolah tak ada kendala. Tapi ketika akhirnya dia bersitegang dengan sang ayah karena urusan perjodohan, Young Seo berani mengambil risiko untuk menyerahkan semua kartu kreditnya. Lebih-lebih ketika Young Seo mengambil keputusan keluar dari perusahaan ayahnya demi memiliki kebebasan mengambil jalan hidupnya, dia berani mengambil risiko untuk lepas dari ketergantungan finansial dengan sang ayah.


Dari sini kita belajar bahwa setiap keputusan yang diambil seringkali memang memiliki kaitan dengan urusan finansial. Namun, hidup tidak hanya tentang tersedianya uang dan segala kebutuhan. Jika uang hanya mengekang dan tidak memberi kebebasan, boleh jadi kita harus berani melepas sumber uang itu demi kehidupan yang lebih baik. Toh, rezeki tidak hanya berasal dari satu sumber. Pasti akan ada sumber keuangan lain yang akan datang menghampiri.

  1. Mengajukan rencana bisnis sekalipun sumber dana dari pasangan atau keluarga

Pelajaran ini kita dapat dari pasangan Jin Young Seo dan Sekretaris Cha. Ketika Young Seo memutuskan berhenti bekerja dari perusahaan ayahnya, dia berkeinginan untuk mendirikan usaha sendiri. Namuan dia terkendala modal. Tanpa pikir panjang, Sung Hoon langsung menunjukkan buku tabungannya kepada sang kekasih. Tapi alih-alih memberikan uang secara cuma-cuma, dia meminta Young Seo membuat rencana bisnis dan dia akan memberikan dana sebagai investor utama.


Poin ini cukup menarik. Sekalipun mereka adalah sepasang kekasih, tapi bisnis tetaplah bisnis. Urusan cinta tidak bisa menggeser perencanaan untung rugi sebuah usaha. Terlebih lagi status mereka belum resmi menikah, tentu akan berisiko juga jika Sung Hoon memberikan dana secara cuma-cuma.


Yup, itu tadi sebagian pelajaran finansial yang bisa kita petik dari serial drama A Business Proposal. Yuk, ambil sisi baiknya. Semoga kehidupan finansial kita ikut menjadi lebih baik juga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard