medis, parenting, bisnis, religi

Dongeng Kucing dan Selembar Uang

Berikut adalah dongeng karya saya sendiri. Idenya muncul ketika anak menemukan selembar uang di jalan. Berhubung salah satu objek favorit anak-anak adalah kucing, maka saya mengambil tokoh kucing sebagai karakter utama. Dongeng ini saya sampaikan menjelang tidur bersama kedua ananda. 


Selamat menyimak.

Kucing dan Selembar Uang


Dongeng Kucing dan Selembar Uang


Suatu hari ada seekor kucing yang sedang berjalan-jalan. Dia kucing liar, tidak punya rumah untuk tempat tinggal. Mau apa kucing itu berjalan-jalan? Ternyata kucing itu lapar. Dia hendak mencari makan.


Kucing itu menengok ke kanan dan ke kiri. Kira-kira ada makanan tidak ya? Dia berharap bisa menemukan seekor ikan, atau sepotong bandeng segar. Perutnya sudah tidak tahan lagi.


Ketika sedang asyik mencari ke sana kemari, tiba-tiba kucing itu melihat sesuatu tergeletak di tengah jalan. Wah, apa itu? Kucing pun mendekat. Ternyata, bukan seekor ikan, melainkan selembar uang.


Kucing itu bersorak, “Meong…, aku menemukan selembar uang. Wah, bisa beli ikan goreng nih!”


Tapi kemudian kucing itu tersadar, “Eh, tunggu dulu. Uang ini kan bukan punyaku. Apa boleh uang ini aku ambil begitu saja untuk membeli ikan?”


Kucing pun menjadi bimbang. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya si kucing memutuskan untuk menunggu dulu, barangkali akan ada orang atau hewan lain yang datang mencari uangnya yang jatuh. Kucing pun menghitung sampai sepuluh.



Dongeng Kucing dan Selembar Uang



Satu … dua … tiga … empat … lima … enam … tujuh … delapan … sembilan … sepuluh.


Kucing itu melongok ke kanan dan ke kiri, melihat ke depan dan belakang. Tapi tidak ada tanda-tanda akan ada orang atau hewan yang datang. 


Tiba-tiba terdengar bunyi ‘krucuk … krucuk…’. Kucing pun meringis. Ternyata itu suara perutnya yang makin keroncongan. Dia pun menjadi goyah, “Meong…, apa aku bawa saja uang ini ke warung untuk membeli lele goreng ya?”


Akhirnya kucing itu pun mengambil uang itu dan menggigit dengan mulutnya. Sambil berjalan, dia terus menengok ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba, kucing itu menabrak sesuatu. Dug!


Di depannya ada seorang anak kecil berbadan gempal yang sedang menunduk. Dari gelagatnya terlihat dia sedang mencari-cari sesuatu.


“Meong…, maafkan aku karena tidak sengaja menabrak,” kata kucing.


“Oh, tidak apa-apa. Aku juga tidak melihat jalan karena sedang mencari-cari uangku yang jatuh,” kata anak itu.


Si kucing pun kaget. Wah, apakah anak ini pemilik uang yang dia pegang? Kucing makin bertanya-tanya. 


“Meong…, aku menemukan uang ini di seberang jalan tadi. Apakah ini uangmu?” tanya si kucing.


Anak gendut itu pun melihat uang yang dibawa si kucing, “Ah iya, betul. Ini uangku yang jatuh. Uang ini uang belanja dari ibu. Terima kasih ya...”


Kucing itu pun memberikan uang kepada anak kecil. Pupus sudah harapannya untuk membeli lele goreng di warung. Dengan gontai kucing pun melangkah pergi meninggalkan si anak kecil.


Tiba-tiba anak itu berteriak, “Hei kucing, tunggu dulu. Karena kamu sudah berbaik hati mengembalikan uangku, ayo ikut aku. Aku akan memberimu lele goreng sebagai hadiah.”


“Meong….” Kucing bersorak dengan gembira. Akhirnya dia tak lapar lagi dan bisa makan lele goreng kesukaannya.


Dongeng Kucing dan Selembar Uang

Moral of The Story

Kita tidak boleh mengambil barang yang bukan milik kita tanpa izin. Kalau menemukan barang yang bukan milik kita, lihat dulu siapa pemiliknya. Jika bisa menemukan, maka izin dulu sebelum meminjam.


Selalulah berbuat baik, meskipun kita juga ingin mendapatkan sesuatu. Karena dengan kita memberi kebaikan kepada orang lain, Insya Allah kita pun akan mendapat kebaikan dari Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard