medis, parenting, bisnis, religi

Rahasia di Rumah Hantu

Kemarin sebelum tidur Mas A request cerita tentang hantu. Hm, mamak berpikir keras kali ini. Masak iya mau cerita horror. Alhasil, mamak pun mengarang cerita rumah hantu seperti ini. Simak ya…

 

Rahasia di Rumah Hantu

Konon kabarnya, di sebuah hutan yang sangat gelap terdapat sebuah rumah hantu. Orang-orang menyebutnya begitu. Rumah itu kosong tidak berpenghuni. Suasananya suram, tertutup bayang-bayang pohon yang rimbun. Teras depan rumahnya kotor, berserakan daun-daun yang gugur. Ada beberapa sarang laba-laba yang membuat nuansa rumah itu semakin mencekam. Ditambah lagi debu menempel sangat tebal di setiap permukaan rumah.


Rumah hutan

Orang-orang tidak ada yang berani memasuki rumah itu. Mereka takut ada hantu yang akan menerkam jika berani mendekat ke sana. Tapi, tidak dengan seorang anak yang pemberani.

 

Suatu hari, anak pemberani itu pergi ke hutan untuk mencari kayu. Di tengah perjalanan pulang, dia merasa sangat kelelahan. Kebetulan sekali, anak itu melewati rumah hantu. Karena begitu lelah, si anak pemberani ini memutuskan untuk beristirahat sebentar di sana.

 

Ketika akan melangkahkan kaki menuju teras rumah, dia teringat kata teman-temannya, “Jangan masuk ke rumah hantu. Nanti kamu akan tertutup dan terkurung di dalamnya.” Tapi hati anak pemberani itu tidak gentar, dia benar-benar ingin istirahat sejenak di rumah hantu.

 

Ketika ia membuka pintu rumah hantu itu, debu-debu beterbangan. Si anak kecil ini terbatuk-batuk karena debu begitu tebal. Di depannya ada sarang laba-laba yang begitu banyak dan menghalangi langkahnya. Anak pemberani itu pun menghalau sarang laba-laba itu dengan ranting kayu kecil yang dikumpulkannya.

 

Baru beberapa langkah si anak ini memasuki rumah, pintu tiba-tiba tertutup. Jeder!!! Anak pemberani itu kaget luar biasa. Dia menengok kanan-kiri, tidak ada siapa-siapa. Dia melihat lewat jendela rumah, oh ternyata angin sedang berhembus sangat kencang. Pohon-pohon di sekitar rumah meliuk-liuk terkena angin.

 

pintu kayu

Anak pemberani itu menghela nafas lega, “Pantas saja pintuny menutup, ada angin sangat kencang rupanya.”

 

Tiba-tiba anak pemberani itu merasa ingin buang air kecil. Dia pun memutuskan menuju kamar mandi. Dia nyalakan saklar lampu, lalu masuk ke kamar mandi. Ketika sedang buang air kecil, tiba-tiba lampu kamar mandi padam. Tak lama kemudian, lampu menyala lagi. Begitu seterusnya, nyala – mati – nyala – mati.

 

“Wah, ada apa ini?” gumam si anak pemberani.

 

Begitu selesai membersihkan kencingnya, anak pemberani itupun keluar dari kamar mandi. Dia mengecek saklar lampu kamar mandi. “Oh, ternyata saklarnya kendor. Pantas saja lampunya jadi mati sendiri.”

 

Kebetulan, anak pemberani ini memang suka membawa perkakas ketika bepergian. Dia pun mengeluarkan obeng, drei, dan peralatan tukang lainnya. Dia membetulkan saklar lampu itu. Ketika dicoba kembali, lampu pun menyala dengan baik dan tidak padam lagi.

 

“Alhamdulillah, sudah beres. Sekarang tidak ada lagi lampu yang konslet,” si anak pemberani itu tersenyum bahagia.

 

Karena sudah tidak merasa lelah lagi, anak pemberani itu pun memutuskan untuk segera pulang. Namun ketika akan meninggalkan rumah, dia mendengar suara gemericik. Kricik … kricik … kricik ….

 

“Wah, suara apa itu?” tanya anak pemberani itu sambal penasaran.

 

Dia pun menajamkan pendengarannya, sambal mencari sumber suara. Ternyata sura gemericik itu datang dari bagian belakang rumah. Ada kran air yang bocor. Airnya menetes terus-menerus.

Air kran

 


Lagi-lagi anak kecil itu pun mengeluarkan peralatannya dan membetulkan kran air yan bocor. Setelah ditambal, tak ada lagi air yang menetes. Suara gemericik pun tidak terdengar lagi.

 

“Alhamdulillah, sudah selesai,” kata anak pemberani itu.

 

Dia pun memutuskan segera pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, dia bertemu dengan teman-temannya. Si anak pemberani ini menceritakan pengalamannya kepada seluruh temannya.

 

“Tadi aku pergi ke hutan mencari kayu. Karena sangat lelah, aku memutuskan beristirahat di rumah hantu,” kata anak pemberani itu.

“Hah, benarkah? Kamu bertemu hantu di sana?” Teman-teman anak pemberani itu kaget tak percaya.

“Tidak, tidak ada hantu di sana. Yang ada hanyalah angina kencang yang menutup pintu tiba-tiba. Lalu lampu yang mati dan menyala sendiri karena saklar kendor, dan suara gemericik air karena kran bocor. Tapi semua sudah aku perbaiki, jadi tidak ada hal yang menakutkan lagi,” kata anak pemberani itu menjelaskan.

“Wah, kamu berani sekali. Hebat!” teman-temannya pun tersenyum bangga.

“Sayangnya rumah itu kotor dan suram sekali, jadi terkesan menakutkan,” kata teman yang lain.

“Mungkin lain waktu kita bisa pergi ke sana bersama-sama dan membersihkannya. Dengan begitu rumah akan terlihat bersih dan tidak tampak menakutkan lagi,” kata anak pemberani.

“Setuju…!” sorak semua anak bersamaan.

Akhirnya tidak ada lagi yang takut pada rumah hantu. Semua anak justru bersemangat untuk membersihkan rumah itu bersama-sama, agar terkesan rapi dan tidak menakutkan lagi.

 

Moral of the story

Hantu itu tidak ada. Yang ada hanyalah khayalan dan bayangan ketakutan diri kita sendiri saja.

Rumah hantu itu tampak menakutan karena kotor dan tidak terawat.Maka kita harus mau membersihkan rumah dan merapikannya. Jika ada yang rusak, harus segera dibetulkan. Jika ada yang kotor, harus segera dibereskan. Jika rumah bersih dan rapi, maka akan tampak menyenangkan dan tidak menakutkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard