Dan apabila dikabarkan kepada seseorang dari mereka bahwa ia beroleh anak perempuan, muramlah mukanya sepanjang hari (karena menanggung duka cita), sedang ia menahan perasaan marahnya dalam hati.
Ia bersembunyi dari orang ramai karena (merasa malu disebabkan) berita buruk yang disampaikan kepadanya (tentang ia mendapat anak perempuan; sambil ia berfikir): adakah ia akan memelihara anak itu dalam keadaan yang hina, atau ia akan menguburnya hidup-hidup dalam tanah? Ketahuilah! Sungguh buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Q.S. An-Nahl 58-59)
Kita tahu bahwa di masa jahiliyah dulu setiap anak perempuan yang lahir akan dikubur hidup-hidup. Para ayah merasa hina jika memiliki anak perempuan. Semua orang akan mengolok-oloknya karena memiliki anak perempuan.
Jika sebuah keluarga memiliki anak perempuan dan tidak punya anak laki-laki, dia akan dipanggil dengan sebutan Abtar. Mereka melakukan itu pula kepada Rosulullah SAW. Ini karena anak pertama Rosul yang bernama Qosim wafat saat masih kecil. Begitu juga anaknya yang bernama Ibrahim meninggal saat belia. Maka Rosul diolok-olok dengan sebuatan Abtar karena hanya memiliki anak perempuan. Abtar adalah panggilan untuk laki-laki hina karena terputus nasabnya. Mereka membully Rosul, tetapi Allah membela dengan Q.S AL-Kautsar ayat 3.
Inna syâni'aka huwal-abtar. Seungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)
Abtar menurut Allah bukan mereka yang terputus nasabnya karena tak punya anak lelaki, tetapi mereka yang terputus dari rahmat Allah karena membenci Rosul.
Ketika Allah tahu bahwa anak perempuan dibully, siapa lagi yang akan membela anak perempuan kecuali Allah dan Rosulnya. Maka Rosul pun menyampaikan betapa besarnya keutamaan anak perempuan.
Keutamaan Memiliki Anak Perempuan
Beberapa riwayat diceritakan oleh Rosul tentang keutamaan memiliki anak perempuan. Ini bukan sekedar tentang bagaimana kita memiliki anak perempuan, tetapi juga tentang diri kita sendiri sebagai seorang perempuan. Ketika kita lahir sesungguhnya kita juga membawa keutamaan pada keluarga kita.
Menjadi hijab dari api neraka
Dalam sebuah hadits riwayat Aisyah diceritakan ada seorang ibu membawa dua putrinya meminta sesuatu kepada Aisyah. Tapi Aisyah adalah keluarga yang sangat sederhana. Di dapurnya hanya ada 1 buah kurma. Diberikanlah satu kurma itu kepada si ibu. Lalu ibu yang mendapat kurma itu membagi kurma menjadi dua dan diberikan kepada anak perempuan pertama dan kedua.
Peristiwa itu membuat hati Aisyah pilu dan bercerita kepada Rosul. Lalu Rosul pun menjawab, "Siapapun yang diuji dengan kehadiran anak perempuan lalu dia bersabar. Maka anak perempuan itu menjadi penghalang dirinya dari api neraka"
Bukan main-main, anak perempuan akan menjadi hijab dan penghalang atau tirai dari api neraka. Ini menjadi bukti spesifik bagaimana keutamaan memiliki anak perempuan. Islam datang meruntuhkan budaya jahiliyah pada masa itu.
Jadi ketika orang tua bersabar mendidik dan merawat anak perempuan, maka anak perempuan itu menjadi hijab bagi orang tua dari api neraka. Ayah yang mencintai anak perempuan segenap hatinya setelah dia mencintai Allah maka dia sadar bahwa hadirnya anak perempuan itu sebagai hijab dia dari api neraka.
Dekat dengan Rosul di akhirat
Hadits lain mengatakan, Rosulullah SAW bersabda, "Siapapun yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka sesungguhnya aku dan dia pada waktu di surga seperti ini (menggabungkan jari-jarinya)." H.R. Muslim.
Di sini artinya ketika anak perempuan diberi nafkah kecukupan, orang tuanya mendapat previlage dia dan Rosul akan begitu dekat pada hari kiamat. Padahal ini baru sekedar memberi nafkah dan memberi makanan. Di sini kita memakai analogi qiyas. Bagaimana jika orang tua tak hanya memberi nafkah, tetapi juga mencintainya, menyayanginya, mentarbiyahnya, bukankah pahala kedua orang tuanya akan besar sekali.
Lagi-lagi ini menjadi bukti bahwa memiliki anak perempuan bukan berarti seseorang menjadi sial atau hina. Tetapi memang memiliki anak perempuan itu mempunyai keutamaan yang besar sekali.
Dimasukkan ke dalam surga
Dari Ibnu Abbas, Rosul mengatakan, "Siapapun yang punya anak perempuan (walaupun cuma satu) kamu tidak menguburnya, tidak membandingkan anak perempuan dari anak laki-laki, dan tidak mengunggulkan anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, maka Allah akan memasukkanmu ke surga."
Hadits ini kembali meyakinkan orang tua untuk menerima anak perempuan. Kenapa balasannya surga? Karena dia rela menerima takdir mendapat anak perempuan. Bahkan di sini ada diksi untuk tidak dibandingkan dengan anak laki-laki, sedangkan kita tahu bahwa di kehidupan sosial banyak anak perempuan yang punya luka batin karena dibandingkan dengan anak laki-laki. Padahal Allah jelas mengatakan bahwa jika orang tua mempunyai anak perempuan dan tidak membandingkan, maka balasannya bukan main-main, yaitu dimasukkan ke surga. Ini sebagai bentuk penjagaan Allah kepada anak perempuan yang lahir agar tidak ada yang menyia-nyiakannya.
Membelanjakan akan menjadi hijab
Dari Uqbah bin Amir, Rosul mengatakan, "Siapapun yang mempunya anak perempuan, dia bersabar memberi makan, memberi minum, memberi pakaian dari hasil usahanya, maka semua yang dia belanjakan untuk anak perempuan maka itu akan menjadi hijab dari api neraka." H.R. Imam Ahmad, Ibnu Majah
Ini menjadi tambahan lapisan demi lapisan keberkahan dari memiliki anak perempuan. Berapapun yang dia belanjakan kepada anak perempuan, akan menjadi hijab baginya dari api neraka. Dia mampu merawat, makan, minum, bisa memberikan tarbiyah, maka dimasukkan orang tuanya ke surga dan dijadikan penghalang ke neraka dengan apa yang dia berikan kepada anak perempuan.
Peringatan kepada Laki-laki
Dari keutamaan memiliki anak perempuan yang sudah dikaji di atas maka menjadi sebuah peringatan kepada laki-laki.
Satu, jika diberi anak perempuan pasti ada hikmah di baliknya. Mungkin ada banyak kejahatan yang dilakukan pada perempuan sebelum menikah. Sehingga Allah memberikannya peringatan agar dia berlaku baik kepada perempuan.
Kedua, cara mendidik anak perempuan adalah dengan menjaga kesuciannya dari segala perkara yang mengundang kemurkaan Allah. Jangan menyia-nyiakan titipan Allah. Seorang ayah harus berkarakter tegas agar anak perempuannya tidak mudah dibawa lelaki hanya karena dia terlalu lunak sehingga menodai anak perempuan. Menjaga fitrah anak perempuan ini tidak gampang, maka butuh sikap tegas dari laki-laki.
Ketiga, kewajiban sebagai orang tua setelah mendapat anak perempuan, harus menjadi walidun untuk anak perempuan. Dalam bahasa Arab, abi itu adalah panggilan ayah karena nasab. Tetapi walid adalah panggilan jika orang tua mendidik dan merawat sampai anak itu shalihah lalu taat pada Allah dan Rosulnya. Orang tua yang walid inilah yang akan mendapat berkah dari doa-doa yang dipanjatkan oleh seorang anak.
Keempat, ini menjadi peringatan kalau mempunyai anak perempuan dan masih melakukan perbuatan yang melampaui batas pada perempuan lain, hati-hati adzabnya bisa jatuh ke anak perempuan. Ingat zina adalah hutang. Jika bapak mengatakan sayang pada anak perempuannya, tapi masih melakukan zina, maka sebenarnya dia tidak sayang pada anak perempuannya.
Penutup
Semoga Allah merahmati setiap anak perempuan karena dia lahir bukan sekedar lahir ke dunia, tetapi membawa lapisan-lapisan keberkahan bagi keluarga. Inilah bukti bahwa Allah menyayangi setiap perempuan.
(Notulen 30 Surat Cinta Allah Kepada Wanita #19: Anak Perempuanmu, Tiraimu dari Neraka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar